Pada Minggu, 18 Mei 2025, tim pelaksana Desa Energi Berdikasi (DEB) UNS menyelenggarakan sosialisasi pengolahan pupuk bioslurry di Balai Desa Sobokerto, Kecamatan Ngemplak, Kabupaten Boyolali. Sosialisasi ini diikuti oleh tamu undangan dari berbagai kalangan, diantaranya Mentor DEB, Kepala Desa Sobokerto, Kelompok Wanita Tani (KWT), Pokdakan Tunas Muda Sejahtera, Pokmas Ngudi Tirto Lestari, dan tim pelaksana DEB. Acara ini diinisiasi oleh Tim Edukasi Ramah Lingkungan DEB sebagai salah satu program keberlanjutan DEB tahun kedua di Desa Sobokerto. Dalam acara ini, tim pelaksana menghadirkan pembicara yang ahli di bidang pertanian dan peternakan, khususnya pembuatan dan pengolahan pupuk, sekaligus Pemilik Izzah Farm, usaha penggemukan sapi potong dan peternakan terpadu di Jagoan, Sambi, Boyolali, yakni Bapak Dr. Sulistyo, S.T., M.Si (Pak Sulis).
Acara dimulai dengan pemaparan materi mengenai pengertian dan manfaat pupuk bioslurry dari Pak Sulis. Beliau menyampaikan bahwa bioslurry merupakan sisa hasil proses produksi biogas yang mampu diimanfaatkan sebagai pupuk organik yang kaya nutrisi bagi tanaman. Dengan kandungan nutrisi makro seperti nitrogen (0,11%), fosfor (0,17%), dan kalium (0,04%), serta nutrisi mikro seperti magnesium, kalsium, dan sulfur, bioslurry menjadi alternatif pupuk yang ramah lingkungan.
Selanjutnya, Pak Sulis juga melakukan praktik mengenai tahapan pengolahan bioslurry yang diikuti oleh tamu undangan. Pada proses ini, bioslurry yang digunakan adalah padatan atau endapannya yang didapatkan dari digester biogas. Selanjutnya, padatan atau endapan tersebut didiamkan hingga terpisah dengan slurry cair yang ditampung selama sekitar satu minggu. Kemudian, guna meningkatkan pH dan kandungan kalsium, ditambahkan dolomit sekitar 5% dari volume padatan atau endapan slurry. Kemudian, bioslurry dipindahkan ke tempat yang teduh dan beralaskan terpal atau karung untuk menghindari sinar matahari langsung yang dapat menurunkan kualitas pupuk. Pengeringan dilakukan dengan cara diangin-anginkan selama ±10 hari, disertai pembalikan 1-2 kali per minggu. Setelah kering, bioslurry disaring untuk mendapatkan ukuran yang seragam. Pupuk yang dihasilkan kemudian dikemas dalam karung 50 kg atau plastik ukuran 10 kg dan 3 kg untuk memudahkan distribusi ke lahan pertanian. Beliau menambahkan, inisiatif ini tidak hanya mengurangi limbah dari produksi biogas, tetapi juga menyediakan pupuk organik berkualitas tinggi bagi petani, mendukung pertanian berkelanjutan dan ramah lingkungan.
Setelah sesi praktik pengolahan pupuk bioslurry, acara dilanjutkan dengan pembagian hadiah sebagai bentuk apresiasi kepada peserta yang aktif dan berkontribusi selama kegiatan. Selanjutnya, seluruh peserta, termasuk tamu undangan, perwakilan kelompok masyarakat, dan tim pelaksana DEB UNS, melakukan sesi foto bersama di halaman Balai Desa Sobokerto. Momen ini menjadi simbol kebersamaan dan komitmen bersama dalam mendukung pertanian berkelanjutan dan pemanfaatan energi terbarukan di Desa Sobokerto.
Kegiatan sosialisasi ini memberikan pemahaman mendalam mengenai manfaat bioslurry sebagai pupuk organik yang ramah lingkungan dan kaya nutrisi. Beranjak dari hal tersebut, Masyarakat Desa Sobokerto diharapkan mampu mengolah limbah biogas menjadi pupuk yang bermanfaat bagi pertanian lokal, sekaligus mendukung upaya desa dalam mewujudkan kemandirian energi dan pertanian berkelanjutan. Selain itu, dengan adanya kegiatan ini, Desa Sobokerto bersama Tim DEB UNS semakin memperkuat posisinya sebagai Desa Energi Berdikari yang mandiri dan berwawasan lingkungan, serta menjadi contoh bagi desa-desa lain dalam pengelolaan sumber daya lokal secara optimal.