Asah Pemahaman Dan Kreativitas, Tim DEB UNS Gelar Sosialisasi Pengolahan Sampah Dan Pembuatan Keychain Di Pondok Pesantren Nur Huda 2 Boyolali

Pada hari Minggu, 15 Juni 2025, Tim Desa Energi Berdikari Universitas Sebelas Maret (DEB UNS) berhasil mengadakan sosialisasi pengolahan sampah dan pembuatan keychain di Pondok Pesantren (Ponpes) Nur Huda 2, Desa Senting, Kecamatan Sambi, Boyolali. Acara tersebut diikuti oleh 40 santriwati yang duduk di kelas 8 SMP Nur Hasan Senting beserta pembina dan pengasuh Ponpes, Mentor DEB, dan tim pelaksana DEB UNS. Sosialisasi bertujuan untuk mengasah pemahaman para santriwati dalam pengolahan sampah, khususnya sampah organik dan anorganik, yang dilanjutkan pembuatan keychain menarik yang berasal dari sampah.

Sebelum para santriwati melakukan praktik pembuatan keychain, Ketua Pelaksana Tim DEB UNS, yakni Muhammad Tegar Hidayat menjelaskan mengenai urgensi, definisi, dan pengolahan sampah yang baik dan benar. Tegar menuturkan bahwa seiring peningkatan populasi dan konsumsi, timbulan sampah di Indonesia mencapai puluhan juta ton per tahun yang menciptakan ancaman serius bagi lingkungan, kesehatan publik, dan kualitas hidup jika tidak ditangani secara tepat. Ia menambahkan,  pengelolaan sampah adalah serangkaian proses sistematis yang mencakup pemilahan, pengumpulan, pengangkutan, pengolahan, dan pembuangan akhir sesuai regulasi UU No. 18/2008, dengan tujuan akhir mengurangi dampak negatif terhadap manusia, alam, dan iklim. Praktik baik dan benar dalam pengolahan mencakup pemilahan sejak sumber yang terdiri dari organik, anorganik, dan B3, penerapan prinsip 3R (reduce–reuse–recycle), pengomposan atau teknik seperti vermikomposting dan bokashi untuk sampah organik, serta daur ulang dan pengiriman ke bank sampah untuk anorganik. Upaya ini tidak hanya menjaga kebersihan dan mengurangi pencemaran, tapi juga mendukung ekonomi sirkular, menciptakan peluang usaha daur ulang, serta menurunkan emisi gas rumah kaca.

Setelah pemaparan materi secara singkat yang disampaikan oleh Tegar, para santriwati yang didampingi oleh Tim Pelaksana DEB UNS melakukan praktik pembuatan keychain yang berasal dari sampah anorganik yang dibawa oleh mereka.  Terlihat para santriwati antusias pada saat membuat keychain,  mereka tanpa ragu bertanya dan menerapkan langkah-langkah pembuatan keychain sesuai arahan Tim Pelaksana DEB UNS. Pembuatan keychain kali ini cukup menarik, sebab mereka menggunakan bahan-bahan kreatif seperti potongan sampah anorganik (plastik bekas kemasan), glitter warna-warni, pewarna resin, serta resin akrilik bening yang dicampur dengan bahan kimia lainnya. Tak berselang lama, setelah para santriwati membuat keychain dan menunggu hingga kering dan mengeras di bawah sinar matahari atau lampu UV, mereka pun dapat melepas cetakan silikon dan memasang gantungan kunci dengan jump ring dan cincin kunci yang tersedia.

Setelah selesai praktik pembuatan keychain, Tim pelaksana DEB UNS memimpin sesi pengumpulan sampah sisa pembuatan keychain sebagai bukti bahwa para santriwati tak hanya mampu merancang kerajinan dari limbah, tetapi juga memahami pentingnya membersihkan area kerja mereka. Sisa potongan plastik, glitter, dan resin dikumpulkan untuk dikumpulkan ke dalam trash bag, menunjukan bahwa mereka siap menerapkan prinsip 3R secara nyata. Acara kemudian dilanjutkan dengan pembagian doorprize menarik sebagai bentuk apresiasi atas partisipasi aktif dan kepedulian para santriwati. Kegiatan sosialisasi dan praktik pembuatan keychain dari sampah anorganik di Ponpes Nur Huda 2 ini sangat efektif. Para santriwati tidak hanya belajar secara teoritis, tetapi langsung mempraktikkan pemilahan, pengolahan, dan pembuatan kerajinan dari limbah yang menunjukkan bahwa mereka memahami dan mampu menerapkan prinsip 3R (reduce, reuse, recycle). Usaha dan kegiatan sederhana ini tentunya diharapkan mampu meningkatkan kesadaran, kreativitas, dan kebiasaan berelasi dengan sampah sejak dini. Dengan demikian, kegiatan ini tidak sekadar edukasi, tapi telah menumbuhkan budaya peduli lingkungan dan kreativitas yang dapat diteruskan di masa depan. Pak Lilik, salah satu pembina Pondok Pesantren mengungkapkan bahwa acara ini sangat bermanfaat dan berdampak, melalui edukasi dan praktik langsung, para santriwati semakin memahami bahwa sampah bukan sekadar limbah, tapi bisa menjadi nilai kreatif dan ekonomi, pungkasnya dengan penuh optimisme.

TIM DEB UNS

Leave a Reply